Modal Terbesar Manusia Bukanlah Uang, Melainkan Modal Diri Sendiri. Penjelasan Modal Diri atau Human Capital
Berapakah Nilai Anda kalau DiRupiahkan? Wujud Dari Modal Diri
Saat ditanya seperti ini: “Berapakah nilai Anda bila diRupiahkan?“, apa yang akan Anda jawab? Mungkin akan ada yang menjawab berdasarkan penghasilan per tahun. “Gaji bulanan saya 10 Juta, jadi nilai saya 120 Juta“. Atau juga ada yang menjawab “Seharusnya dihitung berdasarkan penghasilan selama hidup, pendapatan per tahun x 40 tahun jadi nilai saya 5 Milyar“.
Saat kita membicarakan kekayaan, banyak yang dapat menghitung berapa kekayaan yang dimiliki, berapa pengeluarannya, berapa pendapatannya, masing-masing apa saja, dapat dihitung dengan mudah karena ada yang memberikan harganya. Tetapi kalau kita pikir-pikir, hal terbesar yang mempengaruhi seseorang dalam membentuk kekayaannya adalah dirinya sendiri yang dapat memberikan penghasilan yang besar seperti gaji. Jadi mengetahui cara menghitung nilai diri merupakan aspek penting dalam proses menjadi orang kaya.
Ada 3 modal fundamental yang mempengaruhi seseorang dalam memberikan penghasilan.
- Modal Finansial
- Modal Diri
- Modal Sosial
Modal finansial yang paling mudah dimengerti, yaitu berupa uang atau aset. Berapa uang yang ada di rekening, berapa harga tanah yang dimiliki, berapa harga saham saat ini yang dipengang, dsb. Modal diri adalah kemampuan diri sendiri untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan dari hasil kerja. Dan modal sosial adalah jaringan sosial yang dimiliki seseorang, keluarga, teman sekolah, komunitas dsb.
Pada saat kita mengetahui ada 3 jenis modal tersebut, kita akan paham mengapa tetap ada orang yang sukses walaupun tidak punya modal uang maupun kenalan orang penting, yaitu karena dia memiliki modal diri yang tinggi.
Disclaimer, yang dibicarakan nilai di artikel ini adalah hanya tentang uang, bukan membicarakan nilai kehidupan orang tersebut atau bermaksud merendahkan orang lain.
Pengertian Modal Diri atau Human Capital
Kalau di Rekening ada uang 100 Juta, ya nilai aset dari rekening tersebut ya 100 Juta juga. Kalau harga jual rumah 300 Juta, nilainya juga sama. Harga saham saat ini juga akan sama dengan harga di waktu yang sama yang ditunjukan pasar saham. Lalu bagaimana cara menghitung nilai diri menggunakan angka?.
Kesimpulan: Modal diri adalah, cashflow yang didapat di masa depan, dengan pengurangan nilainya saat ini.
Pasti banyak yang bingung dengan penjelasan di atas. Mari kita bahas.
Misalnya 3 tahun lagi meteor besar bertabrakan dengan bumi dan menghancurkan bumi beserta isinya.
Lalu ada si A yang ga punya tabungan sama sekali. Karena uang di rekening nol, maka dia harus bekerja setiap hari agar bisa makan. Jika A pendapatan per tahunnya 200 Juta, dan tidak akan ada kenaikan gaji, Berarti cashflow yang akan dia dapat di masa depan adalah: tahun pertama 200 Juta, tahun kedua 200 Juta, dan tahun ketiga 200 Juta. Disini tidak akan ada yang mengatakan nilai si A 200 Juta bukan?
Kalau A bukan orang melainkan mesin yang dapat menghasilkan 200 Juta per tahun selama 3 tahun, kita tidak akan menjualnya dengan harga 200 Juta, karena tahun kedua dan tahun ketiga A juga menghasilkan 200 Juta. Mungkin ada juga yang mengatakan karena 200 Juta per tahun selama 3 tahun, maka nilainya seharusnya 600 Juta. Yang menjawab seperti ini literasi keuangannya lebih tinggi dibanding yang menjawab 200 Juta. Tetapi jawaban ini tidak sempurna. Apa yang kurang?
Misal ada bank yang menawarkan bunga per tahun 1% tanpa biaya administrasi dan Anda memiliki rekening di sana. Mau pilih yang mana, saya transfer 100 Juta saat ini juga atau transfer 100 Jutanya nanti satu tahun kemudian? Jawaban yang pintar adalah: langsung transfer saat ini juga. Bila langsung ditransfer saat ini juga, satu tahun kemudian uangnya akan bertambah 1% jadi 101 Juta, dibandingkan pilihan transfer 1 tahun kemudian yang hanya 100 Juta, lebih untung bila uangnya dioperasikan di tempat yang ada return-nya. Modal dikali 101%, atau ditambah 1%, hasilnya uang yang kita dapat 1 tahun kemudian.
Uang sekarang x (100 + bunga)% = Uang 1 tahun kemudian
Lalu sebaliknya, bagaimana kalau kita ingin menghitung nilai saat ini? Kita balik saja
Uang 1 tahun kemudian ÷ (100 + bunga)% = Nilai sekarang
Nilai uang berbeda tergantung kapan uang itu dihitung nilainya. Jadi kita perlu melakukan pembagian untuk dapat nilai saat ini terhadap pendapatan masa depan. Dengan memahami ini, literasi keuangan kita akan bertambah.
Dari rumus tersebut, mari kita hitung nilai pedapatan si A saat ini terhadap pendapatannya di masa depan. Di tahun pertama hitungnya mudah, cukup masukan ke rumus, 200 ÷ 101% = 198 Juta. Lalu pendapatan di tahun kedua, kita perlu melakukan pembagiannya 2 kali. (200 ÷ 101%) ÷ 101% = 196 Juta. Lalu bagaimana dengan pendapatan tahun ketiga, sesuai total tahunnya, kita lakukan pembagian perdasarkan total tahunnya. ( (200 ÷ 101%) ÷ 101% ) ÷ 101% = 194 Juta. Jadi berapa nilai A saat ini, kita total semuanya: 198 + 196 + 194 = 588 Juta. Ini nilai yang seharusnya masuk ke dalam list kekayaan kita.
Perbedaan Modal Diri Karyawan dengan Pekerja Lepas
Selanjutnya kita coba hitung nilai si B yang merupakan pekerja lepas atau freelancer. Anggap saja penghasilan sama besar dengan si A yaitu per tahun 200 Juta. Untuk sekarang anggapannya setiap tahun 200 Juta, tapi khawatir karena tidak pasti. Si A dan si B pendapatannya di masa depan sama-sama 600 Juta. Tapi kalau dibilang sama, bukankah aneh? Karena penghasilan stabil dan tidak stabil bukan perbandingan apple to apple.
Nilai 1% yang kita gunakan untuk menghitung nilai si A dalam istilah finansial adalah discount rate, atau persentase diskon. Dan persentase diskon ini yang membantu kita memahami mengapa kita bisa menganggap nilai si A yang stabil dan nilai si B yang tidak stabil itu berbeda walaupun penghasilan per tahunnya sama. Persentase diskon ini sebenarnya merupakan besarnya resiko. Misalnya 1% itu resiko kecil, 3% itu resiko menengah, 5% itu resiko tinggi.
Perlu dipahami dan diingat bahwa di dunia finansial hal berikut merupakan hal umum dan sudah dibuktikan: high risk = high return; low risk = low return. Bunga bank yang rendah, dapat dikatakan bahwa itu aman dan stabil. Surat hutang dengan return 3% tidak terlalu menguntungkan, tapi resiko ruginya tidak tinggi. Saham dengan return 5% menguntungkan, tetapi kemungkinan rugi juga tinggi.
Surat hutang negara maju seperti Amerika hanya 1-2%, tetapi kalau di negara berkembang seperti Indonesia returnnya lebih tinggi dan lebih tinggi juga resikonya.
Si A bekerja sebagai karyawan, dan kemungkinan mendapat penghasilan yang sama di masa mendatang sangat tinggi, jadi persentase diskonnya 1%. Tapi si B perkiraan penghasilannya sama dari sebelumnya, tidak lah tinggi. Jadi kita anggap si B memiliki persentase diskon 20%.
Penghasilan di tahun pertama si B adalah 200 ÷ 120% = 166 Juta. Penghasilan tahun kedua (200 ÷ 120%) ÷ 120% = 138 Juta. Penghasilan tahun ketiganya ( (200 ÷ 120%) ÷ 120% ) ÷ 120% = 115 Juta. Jadi nilai si B adalah totalnya 166 + 138 + 115 = 421 Juta.
Si A dan si B sama-sama penghasilan pertahun 200 Juta. Dalam 3 tahun perkiraan penghasilan sama-sama 600 Juta. Tetapi untuk penilaian saat ini terdapat perbedaan yang cukup besar, si A nilainya 588 Juta, dan si B nilainya 421 Juta. Yang membuat berbeda adalah persentase diskon, atau besarnya resiko.
Alasan Orang Tua Ingin Anaknya Menjadi PNS
Saat perkiraan pendapatan mudah dihitung, persentase diskon rendah, maka nilai diri atau modal diri akan jadi besar. Itulah mengapa para orang tua menginginkan anaknya menjadi PNS. PNS adalah profesi yang resikonya paling kecil dibandingkan profesi lain.
Dari hasil perhitungan kita tadi, perbedaan si A karyawan tetap dengan si B pekerja lepas sangat signifikan. Seperti membandingkan punya uang 10 Juta di rekening dengan 1 Milyar di rekening. Nilai modal diri juga lebih baik yang nilainya 1 Milyar dengan yang hanya 100 Juta. Karena contoh perhitungan hanya 3 tahun sedangkan kita bekerja sekitar 40 tahun selama hidup.
Orang tua ingin anaknya tidak kesulitan masalah keuangan, jadi ingin anaknya bekerja menjadi profesi yang pendapatannya stabil. Hal yang sangat wajar kalau dilihat dari segi perekonomian.
Pada saat mencari pasangan, dokter merupakan profesi populer. Bukan hanya karena tahun ini pendapatannya tinggi, tetapi tahun berikutnya dan berikutnya lagi bisa diperkirakan tinggi juga. Resiko profesinya juga rendah, karena kemungkinan pengurangan gaji seorang dokter sangat rendah.
Lalu bagaimana dengan pengusaha dan artis. Penghasilan yang bisa didapat di masa depan memang tinggi, dan memang penghasilannya tinggi apabila hit menembus pasaran. Tapi bisa ada penghasilan atau tidaknya tidak dapat ditebak. Saat lagi ada penghasilan juga entah sampai kapan bisa bertahan. Jadi persentase diskonnya juga tinggi. Jadi nilai saat ini akan rendah kalau dihitung.
Asuransi Jiwa adalah Asuransi Terhadap Resiko Kehilangan Modal Diri
Contoh si A, kalau kondisi tidak berubah, dalam 3 tahun dia akan menghasilkan 600 Juta. Punya nilai 588 Juta yang berharga bagi keluarganya. Apabila terjadi sesuatu kepada si A, maka keluarganya akan kehilangan nilai itu dari daftar aset mereka. Jadi bagi keluarga si A, lebih baik bayar premi asuransi per bulan 150 Ribu jika asuransi itu membayar 500 Juta saat si A meninggal.
Asuransi Jiwa digunakan untuk keperluan sehari-hari di masa mendatang apabila kehilangan kepala keluarga. Kepada orang yang modal dirinya tinggi, lebih baik menggunakan asuransi yang mengganti banyak, dan kepada yang modal dirinya rendah, asuransinya yang preminya rendah juga saja. Wajar saja karena lebih disayangkan apabila kehilangan dokter dengan modal diri 1 Milyar dibandingkan karyawan yang modal diri 500 Juta.
Kesimpulan: Saat Kita Sudah Bisa Membayangkan Cara Perhitungan Modal Diri, Kita Akan Dapat Melihat Strategi Untuk Menjadi Orang Kaya
Diantara yang membaca artikel ini mungkin ada yang beranggapan bahwa tidka boleh seharusnya kita mebanding-bandingkan seseorang dengan orang lain apa lagi memberi penilaian hanya dari profesinya saja. Tetapi yang ingin disampaikan adalah pada saat kita membicarakan kesejahteraan ataupun bebas masalah finansial, maka perhitungan human capital atau modal diri adalah hal yang penting.
Memang di dunia nyata, akan sangat sulit menghitung modal diri ini. Karena 3 tahun kedepan bumi belum tentu hancur, umur seseorang tidak ada yang tahu. Tetapi apabila kita tahu rumusnya, kita bisa mengatur agar nilai modal diri kita meningkat dan juga dapat menghindari atau mengantisipasi hal-hal yang membuat nilai modal diri turun.
Sama seperti halnya uang di rekening kita berkurang sendiri, kita tidak ingin modal diri kita berkurang sendiri juga. Tetapi sayangnya hal yang membuat nilai itu turun sering kali sulit disadari. Contohnya di tempat kerja sekarang ada pemotongan gaji, atau pengurangan dan penghilangan bonus. Posisi jabatan yang lebih tinggi sudah terisi sehingga kemungkinan naik jabatan berkurang atau hilang. Munculnya perusahaan pesaing yang menyebabkan persaingan semakin ketat. Hal ini membuat persentase diskon meningkat karena resiko meningkat.
Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Hal ini akan dijelaskan pada artikel selanjutnya. Sekian dan terima kasih.