Agar hidup bebas masalah keuangan

Pernahkah Anda kesulitan membayar tagihan? Pernahkah Anda pernah menunggak angsuran? Pernahkah Anda kebingungan mencari pinjaman saat ada keperluan mendadak? Pernahkah Anda menggunakan paylater tetapi tidak bisa membayarnya kemudian?
Jika pernah, maka Anda termasuk yang perlu meningkatkan literasi keuangan. Orang yang memiliki literasi keuangan, ia akan bijak dalam hal yang berhubungan dengan uang. Dan yang terpenting, ia tidak akan menghadapi masalah keuangan.
Orang yang memiliki masalah finansial atau masalah keuangan adalah orang yang mengambil keputusan yang menyebabkannya merugi dalam hal finansial. Dan dalam mengambil keputusan, orang akan cenderung mengandalkan pengalaman atau pengetahuan. Jadi dengan kata lain, mereka yang tidak punya pengetahuan finansial, akan cenderung memilih keputusan yang salah dalam hal keuangan. Dan sebaliknya, bila kita belajar tentang uang, kita akan dapat mengambil keputusan yang tepat dan menjauhkan kita dari masalah keuangan. . Orang yang memiliki pengetahuan keuangan terbaik adalah orang yang membuat keputusan yang baik. Jadi bagaimana kita mendapatkan jenis pengetahuan ini? Dengan kata lain, di mana Anda bisa belajar tentang uang? Pendidikan keuangan sedang diajarkan di sekolah-sekolah, dan ini termasuk kursus tujuan umum dan juga kursus untuk tujuan khusus seperti kewirausahaan dan pengelolaan uang. Di website ini kami akan terus memberikan konten tentang keuangan yang dapat meningkatkan literasi keuangan pembaca.
li.te.ra.si1 /litêrasi/
n pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu: -- komputer
Seperti pengertian dari KBBI, literasi adalah pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk mengambil keputusan dan kebijakan, dan berarti literasi keuangan adalah keterampilan berkaitan dengan keuangan.
- Mengapa kita membutuhkan literasi keuangan?
Di kehidupan kita sehari-hari, kita pasti dihadapkan dengan kegiatan keuangan. Seperti dalam kegiatan bekerja atau berjualan yang tergolong mendapat uang. Atau kegiatan mengumpulkan uang untuk menikah, beli motor, naik haji yang tergolong menabung uang. Dan juga kegiatan belanja di super market, online shop, bayar iuran yang tergolong memakai uang. Hal itu semua kita lakukan sehari-hari dan semuanya berkaitan dengan uang. Dengan kata lain, kehidupan kita mengharuskan kita sering mengambil keputusan dalam hal keuangan.
Tetapi sayangnya, menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan Indonesia hanya 38,03%. Sekitar 6 orang dari 10 orang yang sehari-harinya mengambil keputusan salah dan menyebabkan kondisi keuangan mereka semakin buruk. Dan sebaliknya, sekitar 4 orang dari 10 orang akan mengambil keputusan yang tepat yang menghindarkan mereka dari masalah keuangan.
Melihat angka hasil survey ini mungkin masih banyak yang tidak merasakan apa-apa. Agar lebih mudah dimengerti, mari kita umpamakan.
Sekarang coba bayangkan ada orang yang di lapangan sepak bola saat pertandingan sebagai pemain. Tetapi orang itu tidak tahu apa-apa peraturan sepak bola. Lalu apa yang akan terjadi? Kemungkinan besar dia akan melakukan pelanggaran, yang tentu saja merugikan dirinya sendiri. Misalnya mengambil bola dengan tangan dan menggenggamnya sambil berlari menuju gawang. Dan lebih parahnya lagi, mereka tidak tahu kenapa mereka melakukan pelanggaran. Lalu kita lihat lagi berapa persen orang seperti itu, lebih dari 60%. Di satu pertandingan sepak bola, ada tim yang sebagian besar (sekitar 7 orang) anggota timnya tidak mengerti aturan sepak bola, kira-kira apa tim itu bisa menang? Tentu saja tidak. Itulah yang terjadi di Indonesia saat ini.
Itulah yang terjadi saat ini, banyak yang bekerja, pakai kartu kredit, menabung, masuk asuransi dsb, tetapi tidak mengerti apa manfaat, cara kerja, resiko masing-masing kegiatan itu. Pemilik produk keuangan seperti bank, perusahaan asuransi, tidak peduli apabila nasabah mereka mengerti atau tidak produk yang mereka jual. Mereka akan tetap melakukan marketing untuk mendapat nasabah baru. Jadi banyak orang yang kelihatannya memakai/menggunakan produk keuangan, tetapi sebenarnya mereka tidak mengerti produk itu dan tentu saja tidak dapat memanfaatkannya, yang berarti mereka akan rugi karena kebanyakan produk keuangan kalau tidak dimanfaatkan dengan benar, hampir dapat dipastikan merugikan nasabah.
- Beda orang yang punya literasi keuangan dan yang tidak
Orang yg tidak punya literasi keuangan akan cenderung:
- Tabungan tidak terkumpul-kumpul
- Pendapatan kecil, potongan pendapatan besar
- Tertipu produk keuangan bodong
- Resiko yang diambil tidak sesuai
- Boros, buang-buang uang
Mengapa begitu, dengan melihat isi materi literasi keuangan, kita akan mengerti mengapa ciri-ciri tersebut muncul di orang-orang dengan literasi keuangan yang rendah.
Literasi keuangan berbanding lurus dengan 5 keterampilan berikut:
- Keterampilan menabung
- Keterampilan menghasilkan
- Keterampilan melindungi
- Keterampilan investasi
- Keterampilan menggunakan
Mari kita bahas satu per-satu.
Keterampilan menabung
Penghasilan yang tidak ditabung, akan habis begitu saja. Dengan menabung, uang kita akan semakin banyak. Dan uang ini yang akan bermanfaat untuk keperluan kita sendiri, seperti dana darurat dan investasi. Cukup dengan menabung 10% dari pendapatan kita setiap bulan, maka uang kita lama-kelamaan akan semakin banyak. Orang dengan keterampilan menabung, selalu dapat memisahkan uang untuk dipakai sehari-hari dan yang tidak. Semakin banyak uang yang kita tabung, semakin banyak pilihan kita bisa berinvestasi terutama jika investasi tersebut membutuhkan modal besar seperti properti. Dengan tabungan, kita juga dapat merasa tenang karena kita siap bila terjadi hal di luar dugaan sekalipun.
Keterampilan menghasilkan
Atau keterampilan bekerja mendapat uang. Semakin tinggi penghasilan kita, semakin banyak uang yang bisa kita tabung dan digunakan untuk investasi. Orang dengan keterampilan ini lebih cenderung berupaya untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar dari sekarang. Kita tidak perlu iri terhadap orang dengan profesi elit dan berpenghasilan tinggi, seperti dokter bedah, pengacara artis, dsb. Orang yang berpindah kerja untuk mendapat gaji lebih besar, orang yang belajar keahlian tertentu untuk mendapat pekerjaan tertentu atau untuk naik jabatan, orang yang berlatih agar pekerjaannya bisa selesai lebih cepat, dsb. Hal-hal itu juga bisa kita tiru dan dipraktekan. Apalagi saat ini sudah banyak media belajar seperti online course, komunitas belajar, baca buku, dll.
Keterampilan melindungi
Keterampilan menjaga uang kita sangat penting. Berapapun penghasilan kita, sebanyak apapun tabungan kita, bila kita tidak bisa melindunginya, tidak akan ada artinya. Banyak berita kalau ada orang yang tertipu puluhan juta, ratusan juta dsb. Orang itu punya tabungan banyak tapi tidak tahu cara melindunginya. Orang dengan keterampilan ini memiliki pengetahuan dan wawasan, atau mengetahui cara-cara orang menipu korban, sehingga ia tidak tertipu juga. Jenis penipuan sudah banyak contohnya, dan kalau kita belajar, kita akan tahu bahwa sebenarnya cara menipu terutama untuk penipuan investasi, hampir sama dan ada ciri-cirinya.
Keterampilan investasi
Apakah kita semua sudah bisa menjelaskan apa itu bank, apa itu saham, apa itu deposito, apa itu asuransi, maupun produk keuangan lainnya? Keterampilan investasi, seperti namanya, keterampilan agar kita pandai berinvestasi. Orang dengan keterampilan ini mengetahui jenis-jenis produk keuangan, perbedaan, keunggulan maupun kelemahan masing-masing. Mengetahui juga kondisi finansial diri sendiri sehingga dapat mengambil keputusan mana investasi yang paling cocok dengan dirinya. Jika kita hanya meniru cara investasi orang lain yang sukses, kita belum tentu sukses juga dikarenakan hal tersebut. Banyak orang yang takut investasi. Ada juga yang menganggap investasi adalah judi. Dengan keterampilan investasi, kita tidak akan membuat kesimpulan yang salah seperti itu.
Keterampilan menggunakan
Sampai sini saya kira banyak yang berpikir, "Ah, buat apa punya uang banyak kalau tidak dipakai.". Betul sekali, uang perlu dipakai, tetapi tidak sembarang pakai. Orang dengan keterampilan ini akan menggunakan uang sebagai alat peningkat kesejahteraan kehidupannya. Misalnya digunakan untuk investasi diri, seperti ikut kelas, baca buku, jadi anggota gym, beli alat elektronik yg bisa menghemat waktu, dsb. Atau juga bisa digunakan untuk membahagiakan orang lain dengan sumbangan, mengirim hadiah, dsb. Tanpa keterampilan menggunakan uang, kita akan hanya menghabiskan uang, tapi hanya dapat sedikit manfaat, tidak dapat manfaat, atau bahkan malah dirugikan. Ketahui perbedaan foya-foya dan memakai uang dengan bijak. Nominal uang belum tentu mencerminkannya, Lebih baik pakai uang dalam jumlah banyak tapi bermanfaat, dibandingkan sedikit-sedikit tapi tidak ada kepuasan atau cepat lupa puasnya.
Bagaimana? Apakah Anda memiliki semua keterampilan tersebut? Jika belum, jangan khawatir. Di sini kita akan membahas lebih detil cara meningkatkan keterampilan semua itu.
Sekian dan terima kasih.